Senin, 01 Mei 2017

Menuju School for Nation Leader 2016

Late Post
Part 1
Menuju School for Nation Leader 2016
JJJ



Berawal dari postingan abang kelas di medsos Linenya. Di situ tertulis dengan jelas School for Nation Leader (SNL) 2016. Yang sebelumnya saya tak tau itu apa. Kegiatan seperti apa dan apa hasil yang kita terima setelah ikut itu. Karena penasaran, ku arahkan kursor untuk mengklik tautan tersebut, hingga terbuka dengan jelas di layar monitor laptop. Kemudian membacanya sekilas. Di layar utama website itu ada gambar yang saling bergantian. Mulai dari gambar tugu Yogya, Rumah Gadang, dan lain sebagainya. Hingga saya menemukan kata-kata Forum Negarawan Muda (FNM). Apa ini? Itu lah yang terbesik di pikiranku saat itu. Karena masih belum paham, kali ini saya akan membacanya dengan seksama. Ya, membaca ulang kembali.

Ternyata  SNL adalah produk (Iyahhh...Jatau program dari FNM Indonesia. Kegiatan SNL akan ada di lima regional, yakni di Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera, dan Sulawesi. Rasanya saya ingin coba tes di Yogya, berharap agar lewat dan bisa ke Yogya. Namun, niat itu seketika harus terkunci dalam-dalam, karena gak mungkin ke Yogya, dana yang di butuhkan pasti banyak. Kalau saya tetap mau ikut kegiatan itu, mungkin daerah yang dekat dengan Aceh lah, biar biayanya gak terlalu besar. Yah, regional Sumatera sepertinya cocok. Kebetulan di adakannya di Padang, Sumatera Barat. Padang...
Sekilas saya mengingat cerita teman dari Padang yang ngampus di Universitas Malikussaleh (UM) tentang jalan kelok sembilan, rumah gadang, jam gadang, keripik sanjai dan kekuatan agama Islam di Padang. Padang, Padang, Pad.. pikiranku mulai berputar. Seandainya bisa ke Padang? Hehe...(mulai berkhayal).

Apa ada uang ke Padang? Cuman menggandalkan tabungan gak cukup. Ah coba aja dulu, belum tentu lewat. Pasti gak lewat, paling gak karena udah coba, udah tau gimana gitu ketentuan maupun pertanyaan yang di ajukan dalam form pendaftaran itu. (Saya coba acuhkan masalah pikiran yang bertengkar masalah dana). Setiap ikut lomba, saya selalu berpikir seperti ini. “Pasti gak menang, gak lewat, gek jebol dan sebangsanya.” *jangan di tiru pemikiran berbahaya ini. Hehe..

Teman-teman sering bilang jangan pesemis, gitu lah. Kemudian di susul dengan pujian, kamu akan dapat ini dan pegi ke itu, dan ini-itu. Entahlah. Banyak dorongan positif dari mereka. Walau kenyataannya pada akhirnya saya gak lulus juga. Semangat!!!
Oke, kembali lagi. Pilihan terakhir, ku tancapkan keyakinan pada regional Sumatera yang di laksanakan di Padang. Mulai mengunduh form pendaftaran. Lalu saya mengikuti semua prosedur sesuai dengan yang di minta oleh panitia SNL. Saya kirimkan berkas itu. Dan seperti biasa, setelah saya kirim, saya pun melupakannya. Dan saya udah ada feeling, pasti gak lewat. Dari pada berharap banyak tapi hasilnya mustahil. Mending gak berharap seperti ini, walaupun hasilnya juga gak lewat. Tapi udah belajar ikhlas dari awal dengan memotivasi diri, yang penting kamu udah coba. Dari pada gak coba, otomatis gak tau bagaimana asam, pahit, manis dan tawarnya kegiatan seperti ini. Setelah tersent dan saya pastikan terkirim ke email panitia. Saya pun kembali ke ativitas semula, tanpa mengingat lagi from yang saya kirimkan itu.  

Nah, disinilah ceritanya di mulai. Beberapa setelah hari pengiriman form itu. Ternyata pengumuman yang lolos untuk mengikuti kegiatan SNL regional Sumatera sudah di publish. Hari itu saya masuk kuliah di jam 10 pagi. Namun jam 8 saya sudah stanby di sekret himpunan. Entah, hari ini rasanya ingin cepat aja datang ke kampus. Tapi saya gak tau kalau kegiatan SNL udah pengumuman. Lalu Uty (Nadia Permata Sari), teman se-jurusan  mengatakan bahwa saya lulus kegiatan SNL ini. Kabar bahagia itu, sulit saya terima.
Yang benar Uty? Kapan liat pengumumannya?

Iya benar, semalam temanku yang bilang, bahwa pengumuman itu udah di publis. (Uty, maaf kalau tidak sama persis seperti kata-katamu, sayee lupaa, hehe)
Kemudian saya memastikannya. Dengan melihat sendiri daftar peserta yang lulus. Ternyata benar, nama saya ada di deretan 50 pemuda se-Sumatera lainnya. Walaupun nama saya hampir di penghujung nomor nama peserta yang lain. Tidak masalah, yang penting lulus. Alhamdulillah. Oya, dari UM bukan hanya saya sendiri. Ada Saya, Uty (komunikasi) dan Syifa (Kedokteran). Karena udah lulus, jadi harus ada persiapan sebelum berangkat. So pasti berangkat dan harus berangkat dung... J<

Persiapan pertama adalah uang untuk pergi dan pulang dari kegiatan tersebut. Kan kami gak mua, uang (mengandalkan tabungan) hanya cukup untuk pergi, otomatis gak bisa pulang dong. Gak bisa, kan kami masih kuliah. Ribet jika harus pindah kuliah ke Universitas Andalas (Unand). Jadi uangnya harus cukup untuk pergi dan pulang. Hihihi..

Kesibukan saya dan Uty di mulai. Uty sangat bersemangat untuk ikut kegiatan ini. Meskipun kami tau, kegiatan SNL dari tanggal 30 Mei-02 Juni bertepatan dengan UAS di kampus. Jika nantinya kami jadi pergi, berarti kami harus mengorbankan UAS. Sulit memang.
Okee, masalah pergi atau gak nanti aja di pikirkan. Yang penting dana untuk pergi dan pulang ada? Mulai lah kami ‘meminta-minta’ dana ke prodi, fakultas dan universitas (kebetulan masalah dana untuk mahasiswa udah di serahkan ke fakultas dan jurusan). Jadi gak usah pergi ke biro lagi.

Abang dan kakak kelas memberi semangat untuk kami untuk tetap berusaha agar bisa pergi ke Padang. Hari yang panas itu juga lumayan menumbuhkan kecapean yang kami rasakan. Uty lebih dominan rempongnya di bandingkan saya. Dia yang ngeprint surat dan roundwon acara untuk kami serahkan ke prodi dan fakultas. Berharap selain bantuan doa, ada bantuan dana dari mereka, *maap langsung-langsung, JJJ

Setelah berjumpa dengan ini-itu, singkatnya usaha kami belum maksimal. Dana gak ada. Harus pakek dana sendiri jika tetap pergi. Di penghujung harinya sangat sulit untuk mengambil kesimpulan, pergi atau tidak? Dana yang cukup belum ada. Setelah menimbang ini-itu, saya memutuskan untuk tetap pergi tapi hanya berdua dengan Syifa. Uty gak bisa pergi. Terimakasih Uty kerja kerasnya, dan semoga keinginanmu cepat terwujud untuk secepatnya bisa ke Kampung Inggris Pare di Jawa. Aminnn...

Kegiatan itu di mulai dari Hari Senin-Kamis (30 Mei-02 Juni), namun Hari Selasa siang kami baru sampai di tempat kegiatan. Keterlambatan ini karena satu dan lain hal. Benar kata orang, pengorbanan itu sangat sulit. Dan saya harus mengorbankan beberapa hari tidak mengikuti UAS karena sedang mengikuti SNL di Padang. Semoga ini semua membawa berkah. Amin.
Finally, saya menemukan lagi hal yang sulit saya lakukan. Berangkat dari Aceh sampai ke Padang dan kembali lagi. Ternyata pede, berani, tidak takut dan ‘tidak malu’  itu memang harus ada pada diri setiap pengikut kegiatan, event, lomba dan lain sebagainya jika ingin sampai tujuan dengan selamat. Jangan takut, berkomunikasilah dengan baik kepada setiap orang untuk kita tanyakan sesuatu.  

Bayangakan ketika kita gak berani bertanya di jalan, takut bertanya di ruang diskusi, gak pede mengemukanan ide dan takut berkomunikasi dengan banyak orang, maka akhirnya perasaan yang kita pendam itu sangat menyakitkan. Dan jawabaan dari rasa sakit itu adalah penyesalan. Percaya atau tidak, setiap perjalanan yang kita lalui akan ada hal baru yang kita pelajari. Tetap semangat untuk kita semua.

Salam Pemuda
Negarawan Muda
Pemimpin IndonesiaJ



Bagikan

Jangan lewatkan

Menuju School for Nation Leader 2016
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.