Late Post
Part
1
Menuju School
for Nation Leader 2016
JJJ
Berawal
dari postingan abang kelas di medsos Linenya. Di situ tertulis dengan jelas School for Nation Leader (SNL) 2016.
Yang sebelumnya saya tak tau itu apa. Kegiatan seperti apa dan apa hasil yang
kita terima setelah ikut itu. Karena penasaran, ku arahkan kursor untuk
mengklik tautan tersebut, hingga terbuka dengan jelas di layar monitor laptop.
Kemudian membacanya sekilas. Di layar utama website itu ada gambar yang saling
bergantian. Mulai dari gambar tugu Yogya, Rumah Gadang, dan lain sebagainya. Hingga
saya menemukan kata-kata Forum Negarawan
Muda (FNM). Apa ini? Itu lah yang terbesik di pikiranku saat itu. Karena
masih belum paham, kali ini saya akan membacanya dengan seksama. Ya, membaca
ulang kembali.
Ternyata SNL adalah produk (Iyahhh...J) atau program dari FNM
Indonesia. Kegiatan SNL akan ada di lima regional, yakni di Yogyakarta, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Sumatera, dan Sulawesi. Rasanya saya ingin coba tes di Yogya,
berharap agar lewat dan bisa ke Yogya. Namun, niat itu seketika harus terkunci
dalam-dalam, karena gak mungkin ke Yogya, dana yang di butuhkan pasti banyak. Kalau
saya tetap mau ikut kegiatan itu, mungkin daerah yang dekat dengan Aceh lah,
biar biayanya gak terlalu besar. Yah, regional Sumatera sepertinya cocok.
Kebetulan di adakannya di Padang, Sumatera Barat. Padang...
Sekilas saya mengingat
cerita teman dari Padang yang ngampus di Universitas Malikussaleh (UM) tentang
jalan kelok sembilan, rumah gadang, jam gadang, keripik sanjai dan kekuatan
agama Islam di Padang. Padang, Padang, Pad.. pikiranku mulai berputar.
Seandainya bisa ke Padang? Hehe...(mulai berkhayal).
Apa
ada uang ke Padang? Cuman menggandalkan tabungan gak cukup. Ah coba aja dulu,
belum tentu lewat. Pasti gak lewat, paling gak karena udah coba, udah tau
gimana gitu ketentuan maupun pertanyaan yang di ajukan dalam form pendaftaran
itu. (Saya coba acuhkan masalah pikiran yang bertengkar masalah dana). Setiap ikut
lomba, saya selalu berpikir seperti ini. “Pasti
gak menang, gak lewat, gek jebol dan sebangsanya.” *jangan di tiru
pemikiran berbahaya ini. Hehe..
Teman-teman
sering bilang jangan pesemis, gitu lah. Kemudian di susul dengan pujian, kamu
akan dapat ini dan pegi ke itu, dan ini-itu. Entahlah. Banyak dorongan positif
dari mereka. Walau kenyataannya pada akhirnya saya gak lulus juga. Semangat!!!
Oke,
kembali lagi. Pilihan terakhir, ku tancapkan keyakinan pada regional Sumatera yang
di laksanakan di Padang. Mulai mengunduh form pendaftaran. Lalu saya mengikuti
semua prosedur sesuai dengan yang di minta oleh panitia SNL. Saya kirimkan
berkas itu. Dan seperti biasa, setelah saya kirim, saya pun melupakannya. Dan
saya udah ada feeling, pasti gak
lewat. Dari pada berharap banyak tapi hasilnya mustahil. Mending gak berharap
seperti ini, walaupun hasilnya juga gak lewat. Tapi udah belajar ikhlas dari
awal dengan memotivasi diri, yang penting kamu udah coba. Dari pada gak coba,
otomatis gak tau bagaimana asam, pahit, manis dan tawarnya kegiatan seperti
ini. Setelah tersent dan saya pastikan
terkirim ke email panitia. Saya pun kembali ke ativitas semula, tanpa mengingat
lagi from yang saya kirimkan itu.
Yang benar Uty? Kapan liat
pengumumannya?
Iya benar, semalam temanku
yang bilang, bahwa pengumuman itu udah di publis. (Uty, maaf kalau tidak
sama persis seperti kata-katamu, sayee lupaa, hehe)
Kemudian
saya memastikannya. Dengan melihat sendiri daftar peserta yang lulus. Ternyata
benar, nama saya ada di deretan 50 pemuda se-Sumatera lainnya. Walaupun nama
saya hampir di penghujung nomor nama peserta yang lain. Tidak masalah, yang
penting lulus. Alhamdulillah. Oya,
dari UM bukan hanya saya sendiri. Ada Saya, Uty (komunikasi) dan Syifa
(Kedokteran). Karena udah lulus, jadi harus ada persiapan sebelum berangkat. So
pasti berangkat dan harus berangkat dung... J<
Persiapan
pertama adalah uang untuk pergi dan pulang dari kegiatan tersebut. Kan kami gak
mua, uang (mengandalkan tabungan) hanya cukup untuk pergi, otomatis gak bisa
pulang dong. Gak bisa, kan kami masih kuliah. Ribet jika harus pindah kuliah ke
Universitas Andalas (Unand). Jadi uangnya harus cukup untuk pergi dan pulang. Hihihi..
Kesibukan
saya dan Uty di mulai. Uty sangat bersemangat untuk ikut kegiatan ini. Meskipun
kami tau, kegiatan SNL dari tanggal 30 Mei-02 Juni bertepatan dengan UAS di
kampus. Jika nantinya kami jadi pergi, berarti kami harus mengorbankan UAS.
Sulit memang.
Okee,
masalah pergi atau gak nanti aja di pikirkan. Yang penting dana untuk pergi dan
pulang ada? Mulai lah kami ‘meminta-minta’ dana ke prodi, fakultas dan
universitas (kebetulan masalah dana untuk mahasiswa udah di serahkan ke
fakultas dan jurusan). Jadi gak usah pergi ke biro lagi.
Abang
dan kakak kelas memberi semangat untuk kami untuk tetap berusaha agar bisa
pergi ke Padang. Hari yang panas itu juga lumayan menumbuhkan kecapean yang
kami rasakan. Uty lebih dominan rempongnya di bandingkan saya. Dia yang ngeprint
surat dan roundwon acara untuk kami serahkan ke prodi dan fakultas. Berharap
selain bantuan doa, ada bantuan dana dari mereka, *maap langsung-langsung, JJJ
Setelah
berjumpa dengan ini-itu, singkatnya usaha kami belum maksimal. Dana gak ada.
Harus pakek dana sendiri jika tetap pergi. Di penghujung harinya sangat sulit
untuk mengambil kesimpulan, pergi atau tidak? Dana yang cukup belum ada. Setelah
menimbang ini-itu, saya memutuskan untuk tetap pergi tapi hanya berdua dengan
Syifa. Uty gak bisa pergi. Terimakasih Uty kerja kerasnya, dan semoga
keinginanmu cepat terwujud untuk secepatnya bisa ke Kampung Inggris Pare di Jawa.
Aminnn...
Kegiatan
itu di mulai dari Hari Senin-Kamis (30 Mei-02 Juni), namun Hari Selasa siang
kami baru sampai di tempat kegiatan. Keterlambatan ini karena satu dan lain
hal. Benar kata orang, pengorbanan itu
sangat sulit. Dan saya harus mengorbankan beberapa hari tidak mengikuti UAS
karena sedang mengikuti SNL di Padang. Semoga ini semua membawa berkah. Amin.
Finally, saya menemukan lagi hal
yang sulit saya lakukan. Berangkat dari Aceh sampai ke Padang dan kembali lagi.
Ternyata pede, berani, tidak takut dan ‘tidak malu’ itu memang harus ada pada diri setiap pengikut
kegiatan, event, lomba dan lain
sebagainya jika ingin sampai tujuan dengan selamat. Jangan takut, berkomunikasilah
dengan baik kepada setiap orang untuk kita tanyakan sesuatu.
Bayangakan
ketika kita gak berani bertanya di jalan, takut bertanya di ruang diskusi, gak
pede mengemukanan ide dan takut berkomunikasi dengan banyak orang, maka
akhirnya perasaan yang kita pendam itu sangat menyakitkan. Dan jawabaan dari
rasa sakit itu adalah penyesalan. Percaya atau tidak, setiap perjalanan yang
kita lalui akan ada hal baru yang kita pelajari. Tetap semangat untuk kita
semua.
Salam Pemuda
Negarawan Muda
Pemimpin IndonesiaJ
Bagikan
Menuju School for Nation Leader 2016
4/
5
Oleh
https://nurhayatisuesa.blogspot.com/