Latepost
Part
1(Perjalanan Pergi)
Sendiri,
Tidak Membuatku Lemah!
~Nurhayati~
“Setelah melalui berbagai
rintangan, akhirnya saya berhasil menjadi mahasiswi semester 6 di Prodi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2014 Universitas Malikussaleh...”,
itu sepenggal jawaban yang saya isi ketika hadir pertanyaan Ceritakan Tentang Dirimu. Dan masih
banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya, yang saya isi entah bagaimana.
Oke,
lanjut lagi (ke cerita sebelumnya), saya mulai membuka link-link yang
berhubungan dengan YAD. Dari web, You
Tube hingga sosmed YAD. Saya menemukan testimoni dari para alumni YAD tahun
lalu. Keren banget pokokknya. Tidak menunggu lama, saya membuka laman untuk
mendaftar kegiatan YAD ini. Kembali kerumah, dengan yakin mempersiapkan semua
persyaratan dan menjawab semua pertanyaan yang di pertanyakan oleh panitia
kegiatan. Esai mulai saya garap (sebagus mingkin). Video profil mulai di rekam (seala
kadar). Kemudian mengirim semuanya ke alamat
email yang di tujukan oleh panitia.
Youth Adventure Day,
kegiatan camp pertama yang saya aplay di awal semester 6 ini. Setelah berkas
selesai saya summit. Saya tinggalkan semua hal yang berkaitan dengan YAD itu.
Kembali ke aktivitas semula, ngampus, kerja tugas, dan lain sebagainya.
Pasca
2 minggu setelah berkas terkirim. Akhirnya pengumuman kelulusanpun tiba. Inilah
waktu bahagia(bahagia bila terpilihJ)
sekaligus waktu sedih(saat tidak terpilihL)
ketika membaca daftar nama peserta yang lolos mengikuti camp YAD 2017 nantinya. Dengan teliti dan pikiran yang karuan saya
membaca dan mencari-cari “Universitas Malikussaleh” dan “Nurhayati”. Hampir
setengah sudah lembaran kertas pengumuman itu terbaca bahkan lebih dari
setengahnya, namun yang menjadi keinginan belum juga tercapai. Nama itu belum
ketemu juga.
Kursor
itu dengan semangat terus saya geserkan ke bawah, dan akhirnya pada nomor 108
tertera nama Nurhayati asal kampus
Universitas Malikussaleh. Rasa bahagia meluap seketika. Dengan sendirinya
tersenyum-senyum bersama labtop dan terus membaca daftar peserta yang lulus
lainnya. Mungkin orang-orang yang ada di hadapan saya bertanya, kenapa ia
tersenyum sendiri? Dan terus melirih, Alhamdulilah,
Alhamdulillah dan Alhamdulillah.
Sejak
hari itu, terus mempersiapkan apa yang perlu dan bagaimana bisa sampai ke Jogya
(mengingat dana gak ada). Seperti mahasiswa-mahasiswa lainnya, ketika lolos event kemudian bingung untuk pergi
bagaimana? Harus bagaimana? Karena gak ada dana. Mulailah mengeprint proposal dan surat ini-itu (bagaikan
orang-orang yang melamar pekerjaan). Menteng-teng proposal ke prodi, fakultas
hingga universitas (biro). Dalam hati terus berharap agar proposal itu di acc(disetujuin),
sehingga bisa pergi dengan tenang (karena gak mikirin lagi masalah dana).
Harapan
terus berharap. Sedikit lagi, proposal yang sudah terkirim ke biro di acc.
Namun apa bisa buat, ketika cobaan datang menguji. Proposal itu belum maksimal
di penuhi dengan nota-nota acc (persetujuan), harus berhenti dan terletak
kembali di atas tumpukan proposal lainnya (yang entah kapan di acc seluruh
proposal itu). Singkatnya, proposal saya tidak berhasil di acc secara lengkap,
alasannya kenapa?(bagian ini tidak bisa saya ceritakan).
Disini
saya mulai merasakan, bahwa mimpi saya ke Jogya akan kandas di tengah jalan.
Sebentar lagi akan hilang. Harapan dan bayangan-banyangan akan indahnya Jogja
harus terpendam dan tertanam lagi dalam-dalam. Keinginan yang terwujud belum
sempurna sesuai dengan keinginan.
Allah punya cara sendiri
dalam membahagiakan hamba-hamba-Nya. Kata-kata yang
memberi motivasi bagi saya. Sehingga saya yakin, pasti tanah Jawa itu akan
berhasil saya jejaki. Semua uang
tabungan saya satukan dalam satu hitungan. Belum juga cukup. Malah masih jauh
dari target dana yang di butuhkan. Harus bagaiamana ini? (bingung). Meski
begitu, terus berusaha. Meminta pinjaman (ngutangpun gak apa-apa), itu yang ada
di pikiran karena saking inginnya ke Jogya. Bukankah
sesuatu yang berharga itu butuh pergorbanan? Maka, kuberanikan diri meminta pinjaman sama teman-teman kampus(yang
pasti teman yang dekat dengan saya lah). Alhamdulillah, dengan senang mereka
mau membantu. Namun tetap saja belum cukup. Apa langkah selanjutnya, agar uang
ini cukup untuk semuanya. Mendekati beberapa hari keberangkatan, uang yang
terumpulkan belum juga mencapai nominal yang sesuai dengan target. Meski sudah
jauh-jauh hari commitment fee nya
sudah terlunaskan, namun apa boleh buat jika untuk PP belum cukup, maka semua
akan hangus dan kesalahan besar adalah gak jadi ke Jogja.
Harus bisa ke jogya.
Kata yang selalu tergiang di kepala. Singkat cerita, akhirnya berhasil
mengumpulkan uang untuk PP(Jangan ragu ya, uangnya Insya Allah halal kok. Yang
pasti penuh pengorbanan). Uang untuk jajan tidak terlalu penting, bahkan gak
penting, karena yag terpenting adalah sampai ke Jogya. Akhirnya langkah pertama
sudah aman. Mulus.
Mulailah
langkah kedua, dengan berbagai alasan dan kerisauan keluarga tidak mengizinkan
berangkat sendiri dari Aceh-Jogya. Pada saat itu, tidak ada cara lain selain
menghubungi delegasi lainnya yang ada di Banda Aceh serta Medan, karena dua
daerah ini yang dekat dengan Lhokseumawe. Jawaban-jawaban yang kuterima dari
delegasi sungguh di luar harapan. Ada yang gak jadi pergi (karena gak bisa pergi),
ada yang sudah sampai ke Jogya(gak mungkin balik lagi, hanya demi jemput aku).
Dengan kata lain, kalau memang yakin pergi ke Jogya, harus berangkat sendiri
dari Aceh ke Jogya. Tidak ada cara lain. Namun keluarga masih pada
kata-katanya. Tetap gak boleh pergi sendiri. Kerisauan keluarga yang mendalam
itu, seolah gak penting bagiku saat itu. Yang terpenting adalah ke Jogja.
Tinggal selangkah lagi, mimpi itu terwujud. Namun harus bagaimana, ketika
cobaan datang lagi. Yang bisa kita lakukan hanya berSABAR. Maka itu yang saya
lakukan waktu itu.
Allah punya cara sendiri
membahagiakan hamba-hamba-Nya (kata ini
tergiang lagi dalam pikiran). Kekuatan doa (semoga keluarga memberikan doa untuk
pergi, meski sendiri) terasa waktu itu. Allah akan selalu mendengar harapan dan
doa-doa hamba-Nya. Usai sudah pengorbanan saya kali ini. Keluarga menizinkan
pergi meski sendiri, dengan syarat di antarkan ke Bandara Banda Aceh (gak
apa-apa yang penting jadi pergi, iya kan? J).
Setelah
selesai transit di Jakarta (Bandara Halim Perdanakusuma), sampai juga ke Jogya
(Bandara Adi Sujipto). Jam di tangan menuju pukul 16.10 (kalau gak salah ya,
udah lupa). Kemudian, saya mencari-cari sambil bertanya di mana terminal bus
Trans Jogya. Karena cara akses paling murah untuk sampai ke Jombor waktu itu
hanya dengan naik Trans Jogya. Akhirnya sampai di terminal harapan (Its,
terminal trans jogja maksudnya. Bagi saya saat itu, terminal ini adalah
terminal harapan, karena dengan masuk ke terminal itu, saya akan di bawakan
oleh bus hingga sampai ke Jombor (merupakan tujuan pertama di Jogya)).
Bermodal ongkos tiket bus Rp 3.500; (murah banget atuh) dengan 2X transit sampai di Jombor pada jam 17.00 lebih kurang. Sampai di sana saya di jemput oleh teman baru, saudara baru (gak perlu saya sebutkan namanya) di Jogja. Terimakasih ya, siapapun kamu yang telah membantuku sampai ke Jogya. Rabu, 15 Maret 2017, jam 16.10, saya berhasil menginjak kaki di Kota Gudeg itu. Semoga siapa saja yang membaca tulisan ini, semakin yakin atas mimpi-mimpinya hingga ia berani mencoretkan semua mimpi-mimpi yang telah di tulisnya. Semoga saja! JJJ
Bermodal ongkos tiket bus Rp 3.500; (murah banget atuh) dengan 2X transit sampai di Jombor pada jam 17.00 lebih kurang. Sampai di sana saya di jemput oleh teman baru, saudara baru (gak perlu saya sebutkan namanya) di Jogja. Terimakasih ya, siapapun kamu yang telah membantuku sampai ke Jogya. Rabu, 15 Maret 2017, jam 16.10, saya berhasil menginjak kaki di Kota Gudeg itu. Semoga siapa saja yang membaca tulisan ini, semakin yakin atas mimpi-mimpinya hingga ia berani mencoretkan semua mimpi-mimpi yang telah di tulisnya. Semoga saja! JJJ
Bagikan
Sendiri, Tidak Membuatku Lemah!
4/
5
Oleh
https://nurhayatisuesa.blogspot.com/
1 comments:
Tulis commentsKakk nurr... Dimanapun kamu berada semoga Allah selalu mlindungimu, dihari dan detik ini tak sengaja aku melihat tulisan dirimu semoga aku tak akan takut lagi untuk bermimpi... Dan bisa ngewujudinnya perlahan Aamiin
Reply